Sutta Pitaka

on 13.25

meta name="ProgId" content="Word.Document">

Sutta pitaka adalah kelompok kedua dari Tripitaka yang berisi tentang khotbah-khotbah Sang Buddha atau ceramah-ceramah Sang Buddha dan khotbah-khotbah Dhamma dari siswa Sang Buddha di berbagai tempat.

Sutta Pitaka dibagi menjadi 5 ‘Kumpulan’ atau Nikaya atau buku yaitu:

1. Digha nikaya

Digha nikaya dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. Silakhandavagga (sutta-sutta yang panjang, terdiri dari 13 sutta)
  2. Mahavagga (sutta-sutta menengah , terdiri dari 11 sutta)
  3. Mahavagga (sutta-sutta pendek, terdiri dari 10 sutta)

Ø Silakhandavagga :

· Brahmajala sutta

· Samanaphala sutta

· Ambhatta sutta

· Sonadanda sutta

· Kutadanda sutta

· Mahali sutta

· Jaliya sutta

· Kassapasihanada sutta

· Potthapada sutta

· Subha sutta

· Kevadha sutta

· Lohicca sutta

· Tevijja sutta

Ø Mahavagga

· Maha Padana sutta

· Maha Nidana sutta

· Maha Parinibbana sutta

· Maha Sudassana sutta

· Janavasabha sutta

· Maha Govinda sutta

· Maha Samaya sutta

· Sakapanha sutta

· Maha Satipatthana sutta

· Payassi sutta

Ø Patikavagga

a) Patika sutta

b) Udumbarikasihnada sutta

c) Cakkavattisihanada sutta

d) Aganna sutta

e) Sampasadaniya sutta

f) Pasadika sutta

g) Lakkhana sutta

h) Sigalovada sutta

i) Ataniyata sutta

j) Sangiti sutta

k) Dasuttara sutta

a) Majjhima Nikaya

Majjhima Nikaya merupakan buku kedua dalam Sutta Pitaka, yang memuat khotbah-khotbah sedang/menengah (Majjhima) dari Sang Buddha. Majjhima Nikaya memuat 152 sutta, terbagi atas 3 bagian (pannasa) yaitu :

· Mula Pannasa (50 sutta yang dibagi menjadi 5 vagga/kelompok)

· Majjhima Pannasa (50 sutta yang dibagi menjadi 5 vagga)

· Upari Pannasa (52 sutta yang dibagi menjadi 5 vagga)

b) Anguttara Nikaya

Anguttara Nikaya merupakan buku ketiga dari Tripitaka yang terdiri dari 11 nipata (bagian). Anggutara Nikaya terdiri dari 9557 sutta yang disusun menurut nomor.

Nomor-nomor itu dalam bahasa Pali adalah:


Ekaka : 1

Duka : 2

Tika : 3

Catuka : 4

Pancakka : 5

Chakka : 6

Sattaka : 7

Attaka : 8

Navaka : 9

Dasaka : 10


c) Samyutta Nikaya

Samyutta Nikaya merupakan buku yang keempat dalam Sutta Pitaka. Samyutta adalah rangkaian sutta yang “dikelompokkan” atau “dihubungkan” yang berhubungan dengan suatu doktrin khusus maupun yang mengembangkan kepribadian tertentu. Samyutta Nikaya terdiri dari 56 nipata yang dibagi menjadi 5 vagga yang terbagi menjadi 7762 sutta.

d) Khuddaka Nikaya

Khuddaka Nikaya merupakan buku yang kelima dalam Sutta Pitaka. Khuddaka Nikaya ini terdiri dari 15 kitab yaitu:

1) Khuddakapatha, terdiri dari :

a) Empat naskah, yaitu :

a) Saranattaya (pengulangan tiga kali berlindung pada Buddha, Dhamma dan Sangha)

b) Dasasikkhapada (10 sila yang harus dipatuhi para bhikkhu, 5 sila pertama harus dipatuhi oleh umat)

c) Dvattimsakara (daftar 32 unsur pokok badan jasmani)

32 unsur pokok badan jasmani :


· rambut kepala

· rambut badan/bulu badan

· kulit

· tulang

· urat

· sumsum

· daging

· kuku

· darah merah

· darah putih

· kelenjar

· lambung

· hati

· gigi

· nanah

· keringat

· air mata

· minyak

· air liur

· lendir

· minyak sendi

· kerongkongan

· limpa

· paru-paru

· otot

· empedu

· urin

· ginjal

· jantung

· diafragma

· usus besar

· usus kecil


d) Kumarapanha (10 macam tanya-jawab untuk samanera)

b) Lima sutta, yaitu :

· Manggala Sutta (syair tanya jawab tentang berkah mulia)

38 berkah utama :

1. Bāla-Asevanā : tidak bergaul dengan orang-orang dungu

2. Paņditasevanã : bergaul dengan orang-orang bijaksana

3. Puyaneyyapūja : Menghormati orang yang patut dihormati

4. Patirūpadesavāsa : Hidup di daerah yang cocok

5. Pubbekatapuññatā : Telah melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam tumimbal lahir yang lampau

6. Attasammāpaņidhi : Pikiran ditujukan ke arah benar

7. Bahusacca : Banyak mendengarkan Dhamma, terpelajar

8. Sippa : Berpandangan luas

9. Vinaya : Terdidik baik dalam tata-susila

10. Subhāsitavācā : perkataan nan ramah-tamah

11. Matapituuppaţţhāna : membantu ibu-bapak

12. Pattasańgaha : membahagiakan anak

13. Darasangaha : membahagiakan istri

14. Anākulakammanta : pekerjaan bebas dari kesulitan

15. Dāna : berdana

16. Dhammacariya : hidup suci

17. Natakasanġaha : membantu famili

18. Anavajjakamma : perbuatan tanpa dosa

19. Pāpavirati : menghindari semua kejahatan

20. Majjapānasaññama : menjauhkan minuman keras

21. Appamāda : tekun dalam kebaikan

22. Garava : menghormat

23. Nivata : rendah hati

24. Santuthi : merasa puas

25. Kataññuta : syukur hati

26. Dhammasavana : mendengarkan Dhamma pada waktu-waktu tertentu

27. Khanti : sabar

28. Sovacassata : menyenangkan hati

29. Samanadassana : berbincang-bincang Dhamma pada waktu-waktu tertentu

30. Dhammasākacchā : berbincang-bincang Dhamma pada waktu tertentu

31. Tapa : bersemangat, hidup sederhana

32. Brahmacariya : hidup suci

33. Ariyasaccadassana : Menembus Empat Kesunyataan Mulia

34. Nibbanasacchikiriya : mencapai Nibbana/Nirwana

35. Akampitacitta : batin tak tergoyahkan bila terkena delapan faktor kehidupan

36. Asokacitta : tanpa kesusahan

37. Virajacitta : tanpa noda

38. Khemacitta : aman

· Ratana Sutta (syair mengenai kebenaran Tiratana)

· Tirokkhuda Sutta (syair mengenai perbuatan baik yang dilakukan demi kebahagiaan keluarga

· Nidhikanda Sutta (syair tentang cara pengumpulan harta sejati)

· Metta Sutta (syair tentang cinta kasih)

2) Dhammapada

Dhammapada terdiri dari 423 syair yang terbagi dalam 26 vagga

3) Udana

Udana merupakan kumpulan dari 80 sutta yang terbagi menjadi 8 vagga dan membicarakan kemutlakan atau keesaan (Asankhata) Tuhan Yang Maha Esa.

4) Itivuttaka

Itivuttaka merupakan kumpulan dari 112 sutta pendek yang masing-masing dimulai dengan kata-kata : “Vuttam hetam bhagava’ (demikianlah sabda Sang Bhagava)

5) Sutta Nipata

Terdiri dari 5 vagga, yaitu Uraga, Culla, Maha, Atthaka dan Parayana. Empat vagga pertama terdiri dari 54 prosa berirama, sedangkan vagga yang kelima terdiri atas 16 sutta.

6) Vimanavathu

Vimanavathu merupakan uraian tentang keagungan dari alam-alam dewa, yang merupakan kelahiran kembali bagi mereka yang banyak berbuat baik.

7) Petavathu

Petavathu merupakan kumpulan cerita tentang orang-orang yang lahir di alam Peta, sebagai akibat dari perbuatan meraka yang tidak baik.

8) Theragatha

Theragatha berisi syair-syair dibacakan oleh para Thera semasa hidup Sang Buddha. Beberapa syair berisi riwayat hidup para Thera, sedangkan yang lainnya berisikan pujian yang diucapkan oleh para Thera mengenai ‘pembebasan’ yang telah mereka peroleh.

9) Therigatha

Therigatha serupa dengan Theragatha, yang merupakan kumpulan syair atau pernyataan para Theri semasa hidup Sang Buddha.

10) Jataka

Jataka berisi cerita-cerita mengenai kehidupan Sang Buddha ketika masih hidup sebagai Bodhisattva dalam menyempurnakan paramita-paramitanya.

11) Niddesa

Niddesa ini terbagi menjadi 2 buku yaitu Culla Nidesa dan Maha Niddesa. Culla Niddesa memuat tentang Khaggavisana Sutta yang terdapat dalam Parayana Vagga, sedangkan Maha Niddesa menguraikan enam belas sutta yang terdapat dalam Atthavagga, Sutta Nipata.

12) Patisambhidamagga

Patisambhidamagga berisikan tentang uraian sistematika tentang jalan untuk mencapai kesucian hati. Kitab ini terdiri dari tiga vagga, yaitu Mahavagga, Yuganaddhavagga dan Pannavagga. Setiap vagga berisikan 10 katha (topik).

13) Apadana

Apadana berisikan riwayat hidup 547 bhikkhu dan riwayat hidup 40 bhikkhuni yang kesemuanya hidup pada masa hidup Sang Buddha

14) Buddhavamsa

Buddhavamsa terdiri atas syair-syair yang menceritakan kehidupan dari 25 Buddha dan Buddha Gotama adalah yang terakhir (dari 25 Buddha itu).

15) Cariyapitaka

Cariyapitaka memuat cerita kehidupan Sang Buddha yang terdahulu dalam bentuk syair, terutama tentang beberapa Paramita dari Dasaparamita yang dilaksanakan oleh Sang Buddha semasa masih menjadi Boddhisattva dan belum mencapai penerangan sempurna. Tiap-tiap cerita disebut cariya.

Vinaya Pitaka

on 05.24

Vinaya pitaka terdiri dari peraturan disiplin yang diberikan untuk mengatur perilaku para siswa Sang Buddha yang telah diterima Sangha sebagai bhikku dan bhikkhuni. Peraturan-peraturan ini mencakup perintah-perintah Sang Buddha tentang tata perilaku dan pengendalian diri, baik untuk tindak fisik maupun ucapan.
Vinaya pitaka dibagi menjadi 5 kitab yaitu:

Vibhanga
Sutta vibhanga terdiri dari 2 kitab yaitu Bhikkhu Vibhanga dan Bhikkhuni Vibhanga

Tujuh macam pelanggaran
Pelanggaran-pelanggaran pada vinaya yang dapat menimbulkan sanksi dapat dikelompokkan menjadi 7 kategori, tergantung pada sifatnya:
1. Parajika
2. Sanghadisesa
3. Thullaccaya
4. Pacittiya
5. Patidesaniya
6. Dukhhata
7. Dubbhasita
7 kelompok pelanggaran ini dikelompokkan lagi menjadi 3 kategori pelanggaran menurut beratnya pelanggaran, yaitu
1. Garukkha apatti : pelanggaran berat yang serius atau sangat berat yang tidak dapat diperbaiki lagi. Pelanggarnya akan dikeluarkan dari kebhikkhuannya dan tidak boleh memasuki Sangha lagi selamanya. Yang termasuk dalam kelompok pelanggaran ini adalah Parajika.
2. Majjhima apatti : pelanggaran menengah yang berat. Pelanggarnya harus mengakui kesalahannya didepan minimal 20 orang bhikkhu. Sebagai sanksinya, si pelanggar diberikan masa percobaan (hukuman) dan setelah menjalani hukuman itu ia akan terbebas dari kesalahannya.
3. Lahuka apatti : pelanggaran-pelanggaran ringan. Yang melanggar harus mengaku didepan 5 bhikkhu dan setelah menjalani hukumannya akan terbebas dari kesalahannya.

Vinaya untuk bhikkhu ada 227 peraturan dan untuk bhikkhuni ada 311 peraturan. Berikut adalah perbandingan antara vinaya bhikkhu dan vinaya bhikkhuni:

Perbedaan vinaya bhikkhu dan bhikkhuni
Bhikkhu Vibhanga Bhikkhuni Vibhanga
Parajika 4 8
Sanghadisesa 13 17
Aniyata 2 -
Nissagiya Pacittiya 30 30
Pacittiya 92 166
Sekhiya dhamma 75 75
Adhikarana 7 7
Patidesaniya 4 8
227 311


Penjelasannya :
1. Parajika : Pelanggaran berat yang serius atau sangat berat yang tidak dapat diperbaiki lagi. Pelanggarnya akan dikeluarkan dari kebhikkhuannya dan tidak boleh memasuki Sangha lagi selamanya.
2. Sanghadisesa : Pelanggaran yang berat namun masih bias diperbaiki. Sebagai sanksinya, si pelanggar diberikan masa percobaan (hukuman) dan setelah menjalani hukuman itu ia akan terbebas dari kesalahannya.
3. Aniyata : Peraturan yang berkenaan dengan peraturan yang tidak jelas termasuk Parajika, Sanghadisesa atau Pacittiya
4. Nissagiya Pacittiya : Peraturan ini untuk mengatasi keserakahan terhadap materi. Pelanggaran ini menyebabkan kemerosotan spiritual.
5. Pacittiya : Peraturan ini apabila dilanggar akan menyebabkan kemerosotan moral
6. Patidesaniya : Peraturan yang berkenaan dengan perilaku bhikkhu menerima dan memakan yang diberikan kepadanya.
7. Sekhiya :
o Perilaku yang baik dan sikap sewaktu memasuki kota/desa (26)
o Sopan santun sewaktu menerima dan memakan makanan (30)
o Larangan memberikan Dhamma kepada orang yang tidak menghormat Dhamma (16)
o Membuang hajat besar/kecil serta meludah (3)
8. Adhikarana samatha : berkenaan dengan proses hukum penyelesaian permasalahan dalam Sangha

Khandhaka
1. Mahavagga
Kitab Mahavagga memuat tentang :
• Aturan-aturan untuk memasuki Sangha/upacara pentabhisan bhikkhu
• Pertemuan uposatha/upacara uposatha pada saat bulan purnama dan bulan bani, dimana dibacakan patimokkha (peraturan disiplin)
• Peraturan tentang tempat tinggal selama musim hujan (vassa)
• Upacara penutupan akhir vassa (Pavarana)
• Peraturan mengenai jubah, peralatan, obat-obatan dan makanan, upacara Kathina, pembagian jubah tahunan
• Peraturan bagi para bhikkhu yang sakit, peraturan tentang tidur dan peraturan tentang bahan jubah, tata cara melaksanakan Sangha kamma (upacara Sangha)
• Tata cara menyelesaikan perselisihan dalam Sangha

2. Cullavagga
• Peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran yang dihadapi oleh para bhikkhu kepada Sangha
• Tata cara menerima kembali seorang bhikkhu terhadap Sangha
• Tata cara untuk menangani/menyelesaikan masalah dan berbagai aturan yang mengatur cara mandi dan cara mengenakan jubah
• Tata cara menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan sebagainya
• Tata cara mengenai perpecahan kelompok-kelompok bhkkhu
• Kewajiban guru (acariya) dan calon bhikkhu dan Samanera
• Pengucilan dan patimokkha
• Pentahbisan dan bimbingan dan para bhikkhuni
• Sejarah Pasamuan Agung Sangha yang pertama di Rajagaha
• Sejarah Pasamuan Agung Sangha yang kedua di Vesali

Upasampada
Dalam kitab Mahavagga, ada disinggung mengenai aturan pentahbisan bhikkhu atau upasampada. Berikut cara-cara dan syarat-syarat Upasampada:
1. Ehi bhikkhu upasampada
Ehi bhikkhu upasampada adalah pentahbisan bhikkhu yang dilakukan lansung oleh Sang Buddha dengan menyatakan “Ehi bhikkhu” (yang artinya mari bhikkhu). Para bhikkhu yang ditahbiskan dengan cara ini antara lain 5 bhikkhu pertama (Kondanna, Bhaddiya, Mahanama, Vappa, Assaji).
2. Tisaranagamana Upasampada
Tisaranagamana upasampada adalah cara pentahbisan bhikkhu yang dilakukan oleh seorang Bhikkhu yang berperan sebagai upajjhaya (bhikkhu yang mentahbiskan). Seorang calon bhikkhu harus mencukur rambutnya dan menyediakan jubah dan mangkok terlebih dahulu. Bhikkhu tersebut harus menirukan kata-kata dari upajjhaya.
3. Natthicattutthakamma Upasampada
Natthicattutthakamma upasampada adalah pentahbisan dimana Sang Buddha telah memberikan wewenang sepenuhnya kepada para Bhikkhu.
Ada 4 syarat :
1. Watthu sampatti (kesempurnaan calon)
Seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus manusia
2. Umur paling sedikit 20 tahun
3. Tidak cacat tubuh
4. Harus seorang laki-laki, tidak boleh banci (untuk perempuan/bhikkhuni diatur lebih lanjut)
5. Tidak dikenal sebagai kriminal berat
6. Tidak berhutang
7. Bukan pelarian militer atau penjara (buronan)
2. Parisa sampatti (kesempurnaan Sangha)
Bhikkhu yang mentahbiskan minimal 5 orang bhikkhu, 1 orang bhikkhu sebagai upajjhaya.
3. Sima sampatti (kesempurnaan sima/tempat)
Upasampada harus dilakukan di sima (tempat/lokasi yang mempunyai battas-batas tertentu yang ditetapkan oleh vinaya). Bhikkhu-bhikkhu lain yang tidak mengikuti upasampada tidak boleh memasuki sima atau upasampada dianggap tidak sah.
4. Kammavaca sampatti (kesempurnaan pernyataan)
• Natti sampatti (kesempurnaan pengusulan
Pengusulan samanera menjadi bhikkhu harus diusulkan oleh seorang upajjhaya.
• Anusavana sampatti (kesempurnaan pengumuman)
Setelah diusulkan oleh upajjhaya, bila disetujui oleh Sangha. Menurut vinaya, maka samanera itu menjidi bhikkhu.

Parivara
Kitab parivara ini memuat tentang ringkasan dan penggolongan/pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya. Aturan-aturan dalam Sutta Vibhanga dan Khandhaka disertai dengan cerita-cerita dalam tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan ujian bagi calon bhikkhu.

Ilmu dan kebijakan untuk mengatasi masalah ekonomi

on 04.50

A. Pembagian ilmu ekonomi berdasarkan ruang lingkupnya

1.Ekonomi mikro: menganalisis bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi
Aspek-aspek yang dibahas:
a.Bagaimana dan mengapa pelaku ekonomi membuat keputusan sendiri
b.Perilaku dan interaksi produsen dan konsumen
c.Sifat-sifat dan karakter produsen dan konsumen
d.Biaya peluang yang timbul sebagai konsumsi pilihan yang diambil

Asumsi-asumsi yang diambil dalam ekonomi mikro:
a.Pelaku ekonomi bertindak mengikuti keinginan pribadi
b.Produsen dan konsumen bertindak rasional
c.Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan yang didapat. Produsen berusaha memaksimumkan keuntungan yang diperoleh.
d.Kelangkaan faktor-faktor produksi

Contoh ekonomi mikro: rumah tangga (bagaimana rumah tangga, dimana dengan keterbatasan yang ada akan mengoptimalkan keuntungan)

2.Ekonomi makro : menganalisis keseluruhan dalam permasalahan kegiatan ekonomi
Analisisnya berusaha memberi jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
a.Faktor-faktor apa yang menentukan tingkat kegiatan suatu ekonomi
b.Mengapa pertimbangan ekonomi tidak selalu tinggi
c.Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil
d.Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga terus terjadi secara ringkas masalah ekonomi makro utama yang dihadapi suatu negara adalah:
•Masalah pertumbuhan ekonomi
•Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
•Masalah pengangguran
•Masalah ekonomi
•Masalah ketimpangan ekonomi

Perilaku Menyimpang

on 04.47

Perilaku menyimpang adalah segala sesuatu yang kita perbuat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai atau semua perbuatan yang dianggap tercela dan diluar batas toleransi.

Perilaku menyimpang dibagi menjadi 4:
1. Perilaku menyimpang yang dianggap sebagai tindakan kriminal/kejahatan (contoh:
pembunuhan)
2. Perilaku menyimpang seksual (contoh: homo, kumpul kebo, berzina)
3. Penyimpangan dalam bentuk pemakaian/ konsumsi yang berlebihan (contoh: narkoba,
miras)
4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain/dari biasanya (contoh: judi, berkelahi)

Penyimpangan berdasarkan kekerapannya:
1.Penyimpangan sosial primer (hanya bersifat sementara/temprorer)
2.Penyimpangan sosial sekunder (terjadi berulang-ulang, meskipun sudah diberi sanksi)

Penyimpangan berdasarkan jumlah orang yang terlibat
1.Penyimpangan individu
2.Penyimpangan kelompok

Fungsi perilaku menyimpang:
1.Perilaku menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma
2.Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas norma
3.Tanggapan perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat
4.Perilaku menyimpang akan mendorong perubahan sosial

Pengendalian Sosial

on 04.42

Pengendalian sosial adalah pengawasan suatu kelompok terhadap kelompok lain supaya menjalankan perannya agar perilaku/tindakannya agar sesuai dengan nilai dan norma

Fungsi pengendalian sosial:

  1. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma
  2. Memberikan imbalan terhadap warga yang menaati norma
  3. Mengembangkan rasa malu
  4. Mengembangkan rasa takut
  5. Menciptakan sistem hukum

Sifat pengendalian sosial:

  1. Preventif : pencegahan terhadap gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan
  2. Represif : pengendalian sosial yang bertujuan mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu pelanggaran

Intro

on 04.34

Hallo. Inilah blog saya. Tujuan dari blog ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai macam hal khususnya kepada pelajar. Ini dimaksudkan agar para pelajar dapat belajar berbagai hal dan mengerjakan tugas dengan lebih mudah. Sekian. Semoga anda mendapatkan apa yang anda mau